1. Wayang Golek
Wayang itu sendiri mengandung arti boneka tiruan manusia yang terbuat dari pahatan kayu atau kulit. Dalam pertunjukan wayang golek, sang dalang selalu menggunakan bahasa daerahnya.
Kesenian wayang selalu membutuhkan bantuan Dalang yaitu sebutan untuk orang yang mengendalikan para wayang. 1 dalang bisa memainkan 4-10 karakter wayang. Namun sayang, dengan karakter suara yang berbeda-beda dari tiap karakter wayang, membuat kesenian ini kian sepi.
Wayang yang terkenal di kalangan masyarakat sunda adalah Cepot yang bercirikan Muka nya merah dan wataknya lucu (humoris) atau orang Sunda bilang "Tukang Ngabodor" . Itulah sekilas tentang wayang dari Sunda.
Wayang yang terkenal di kalangan masyarakat sunda adalah Cepot yang bercirikan Muka nya merah dan wataknya lucu (humoris) atau orang Sunda bilang "Tukang Ngabodor" . Itulah sekilas tentang wayang dari Sunda.
2. Tari Jaipongan
3. Degung
Degung adalah sekumpulan alat musik yang dimainkan oleh masyarakat Sunda.
Ada dua pengertian tentang istilah degung :
- degung sebagai nama perangkat gamelan
- degung sebagai nama laras bagian dari laras salendro ( berdasarkan teori Raden Machjar Angga Koesoemadinata).
Degung sebagai unit gamelan dan degung sebagai laras memang sangat lain. Dalam teori tersebut, laras degung terdiri dari degung dwiswara (tumbuk: (mi) 2 – (la) 5) dan degung triswara: 1 (da), 3 (na), dan 4 (ti).
Masyarakat Sunda dengan latar belakang kerajaan yang terletak di hulu sungai, kerajaan Galuh misalnya, memiliki pengaruh tersendiri terhadap kesenian degung, terutama lagu-lagunya yang yang banyak diwarnai kondisi sungai, di antaranya lagu Manintin, Galatik Manggut, Kintel Buluk, dan Sang Bango. Kebiasaan marak lauk masyarakat Sunda selalu diringi dengan gamelan renteng dan berkembang ke gamelan degung.
Dugaan-dugaan masyarakat Sunda yang mengatakan bahwa degung merupakan musik kerajaan atau kadaleman dihubungkan pula dengan kirata basa, yaitu bahwa kata “degung” berasal dari kata "ngadeg" (berdiri) dan “agung” (megah) atau “pangagung” (menak; bangsawan), yang mengandung pengertian bahwa kesenian ini digunakan bagi kemegahan (keagungan) martabat bangsawan. E. Sutisna, salah seorang nayaga Degung Parahyangan, menghubungkan kata “degung” dikarenakan gamelan ini dulu hanya dimiliki oleh para pangagung (bupati). Dalam literatur istilah “degung” pertama kali muncul tahun 1879, yaitu dalam kamus susunan H.J. Oosting. Kata "De gong" (gamelan,bahasa Belanda) dalam kamus ini mengandung pengertian “penclon-penclon yang digantung”.
Gamelan yang usianya cukup tua selain yang ada di keraton Kasepuhan (gamelan Dengung) adalah gamelan degung Pangasih di Museum Prabu Geusan Ulun, Sumedang. Gamelan ini merupakan peninggalan Pangeran Kusumadinata (Pangeran Kornel), bupati Sumedang (1791—1828).
4. Rampak Kendang
Rampak Kendang |
Rampak kendang itu adalah salah satu kreasi seni di tatar Sunda. Rampak kendang itu asalnya dari kata ’kendang serempak’. Jadi bisa disimpulkan bahwa rampak kendang adalah bermain kendang secara serempak atau bersama-sama. Tapi walau pun namanya rampak kendang, instrumen yang dimainkan di rampak ini tidak cuma kendang saja, ada lagi yang lain, yaitu saron, gong dan banyak instrumen yang bisa dipadupadankan dengan kesenian rampak ini. Dan yang main rampak ini ada banyak, bisa sampai dua puluhan orang.
5. Sisingaan
Sisingan |
Menurut perkembangannya kesenian Sisingaan sangat cepat merambat ke setiap daerah. Ciri khasnya membawa boneka-boneka Singa diiringi 4 penggotong pada 1 singa. Sisingaan pun terbuat dari beberapa jenis. Kayu penggotong terbuat dari bambu, singa tersebut juga terbuat dari kayu, bulu-bulu ekornya terbuat dari benang rafia, dan badannya dibungkus oleh kain hingga benar-benar mirip Singa.
Tradisi ini biasanya diadakan untuk menerima tamu khusus, khitanan/sunatan, hari besar dan acara khusus kesenian. Bila kamu ingin melihat secara langsung kesenian Sisingaan, masyarakat Subang selalu mengadakannya pada tanggal 5 April tiap hahunnya, lokasinya di setiap kecamatan di daerah Subang.
6. Kuda Renggong
Kuda Renggong |
7. Bajidoran
Bajidor |
8. Cianjuran
Cianjuran |
9. Kacapi Suling
Kecapi Suling adalah salah satu kesenian yang benar-benar menggambarkan budaya Sunda. Sesuai namanya, kecapi suling yang terdiri dari instrument kecapi dan suling.
Tujuan dari alat kesenian ini adalah pada masa itu untuk bertafakur kepada sang Maha Pencipta Allah S.W.T , Tetapi di masa modern kali ini kecapi suling bertujuan untuk kesenian khas sunda yang berguna untuk mengiringi lagu lagu zaman dahulu seperti Rajah, Kidung, dan sebagainya. Hasil dari perpaduan suara Kecapi Suling sangatlah merdu . Membuat hati tenang dan tentram jiga dirasakan oleh hati.
Comments
Post a Comment